soal 2

KISAH INSPIRATIF: ZULFA RELA JUALAN ES DEMI IKUT OLIMPIADE SAINS



Dok. Agus S. Hatapayo 
Dengan tergesa-gesa, saya memboncengi kedua peserta yang masuk final menuju rumah pembina. Melewati jalan bergunung, melintasi segala jiku kemacetan kota, menyusuri sesakan tikungan jalan, hingga tibalah kami di rumah beliau dekat mesjid. Dari arah mesjid terlihat para jamaah keluar satu persatu dari halamannya. Mereka sumringah karena baru saja bertemu TuhanNya.
Kami berjalan pelan di petakan lorong-lorong, kiranya 10 meter dari tempat parkiran motor. Sampailah kita di depan rumah bertingkat dua, bercat biru.
“Tok...tok...tok.” Pintu diketuk olehku.
Sosok kecil bersahaja menyambut kami di depan pintu.
“Mantap eee, dong dua masuk final, semangat!” Sapanya kepada kedua temannya.
Itulah ucapan dari gadis kecil yang biasa disapa Zulfa, bernama lengkap Zulfa Zamain. Kelas VIII A. Anak dari pasangan Ade Abdul Muhfid  dan A. Siti Aminah. Dia tumbuh dalam keluarga yang sangat sederhana. Zulfa adalah anak ke-9 dari 13 orang bersaudara.
Ada pepatah mengatakan bahwa buah tidak jauh jatuh pohonnya. Ternyata pepatah itu mengisahkannya dalam keluarga Zulfa. Memiliki seorang Ayah yang tenang, sederhana, berprofesi sebagai ustad ngaji, menjadikan Zulfa tumbuh dalam sombar ketenangan. Selain pembawaannya senyum, kalem, jiwa semangat meraih cita-citanya terpancar di auranya. Kalau mau dibilang, dari 450-an siswa, Zulfa salah satu siswa yang paling banyak senyumnya.
Suatu saat, disela pertemuan dengan orang tua wali peserta olimpiade asal MTs Negeri 2 Maluku Tengah, di ruang aula pada tanggal 28 Februari 2020, ada hal yang membuat airmataku jatuh, tapi tertahan  arusnya di antara rongga-rongga mata.
“Bapak-ibu, untuk diketahui oleh kita semua, semoga ini menjadi dorongan positif bagi kita untuk mendorong anak-anak agar selalu tampil dalam setiap lomba. Tahukah bapak-ibu, ada anak namanya Zulfa. Yang membuat saya terkesan adalah semangat dia dalam mengikut ajang ini,” Kata sang pembina
Lanjutnya,” Bayangkan bapak-ibu, dia rela menjual es demi mengikuti olimpiade ini. Ketika saya tanya dia, Zulfa kenapa kamu mau menjual es?”
Balasnya,” Buat tabungan ikut olimpiade, Ustadzah.
Saat diwawacarai, Zulfa menyampaikan bahwa alasan dia mengikuti lomba di Ambon itu selain guna mendapati pengalaman, juga untuk membanggakan orang tuanya.
Geloranya dalam mengikuti olimpiade itu menurut tuturan pembinanya,” Setiap pertemuan bimbingan, baik di rumah maupun di sekolah, dia sangat aktif dan rajin. Bahkan saat hujan, dia rela menabrak hujan demi mendapatkan rumus-rumus yang akan dipelajari.”
Walaupun takdir sang juara tidak berpihak padanya. Namun, Zulfa telah mengajari kita tentang cara untuk meraih cita-cita. Apa yang terjadi hari ini padanya di gelanggang sains Matematika itu, menjadi pengalaman terindah. Celutukannya,” kalah menang mah biasa. J
Ini adalah kemenangan yang tertunda, Nak. Bersabarlah kamu dan kuatkkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu menang (QS. Al Imraan : 200)
Kisah di atas saya tulis untuk mengenang perjalanan seorang siswa penghapal Qur’an MTs Negeri 2 Maluku Tengah, dalam pentas Olimpiade Sains FMIPA Unpatti tahun 2020. Kisah ini sebagai pemantik semangat anak-anak kita, bahwa menjadi pemenang sejati adalah dengan cara berdoa, bekerja keras, dan belajar.


Komentar