Diposting oleh
Muh. Nasir Pariusamahu
pada tanggal
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Jalan-jalan ramai dengan kesunyian,
Suara burung pagi terbisukan rinai kebayuan,
Prahara hati terlelap dalam dekapannya,
Iman terpataka dalam budi,
Sambil mengadahkan tangan,
O inikah buah kemenangan?
Sementara derai urai langkisau,
Memberi was-was,
Jalan-jalan kebanjiran,
Ada kiamat hipokrit yang meledak-ledak,
Taulah, hidup itu tak mesti bertaman ria,
Taman hanyalah hiasan-hiasan delusi.
Anggaplah Subuh ini ialah sujud terakhirmu,
Bulan depan tak lagi bermusim sama,
Bukankah kita ingin hidup seperti rumput?
Ataukah mau bagai Elang?
Ribuan mil perjalanan ini,
Hanyalah sekedipan mata,
Kafan telah terbuka rapi,
Kuburan bukan fantasi,
Maka katakanlah," aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul , serta dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki".
Amin.
Ambon, 28/06/2018
Komentar
Posting Komentar