soal 2

Kemakmuran Hati

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR.Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

Hati adalah sumber kebahagian bagi tiap manusia. Hati yang senantiasa mengingat Allah akan diliputi sifat-sifat baik. Begitu pun dengan hati yang gelap dipenuhi siasat syetan, hatinya akan gelap dan membeku.

Ada satu ungkapan sederhana begini,"hati-hati dengan hati, karena hati dapat melukai hati." Ungkapan ini senada dengan hadits di atas. Keduanya memberikan alarm bagi kita agar kita tidak goyah menjaga hati, tidak terjebak dalam buhul-buhul kerusakan hati.

Sebagai manusia hamba, tentu kita tidak ingin hati ternoda. Sebab, hati adalah anugerah Sang Maha Rahim kepada setiap kita.

Maka, menjadi sebuah kewajiban untuk kita menjaga hati. Menjaga hati agar dalam naunganNya sangatlah mudah. Ada enam syarat untuk melakukannya, yaitu:

1. Berkumpullah dengan Orang-orang Sholeh/Baik.
Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)

Dalam perkara ini, Al Ghozali rahimahullah mengatakan, “Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.” (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42)

2. Senantiasa berdzikir kepada Allah SWT
Allah SWT berfirman:
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu.”  (Q.S.Al Baqarah: 152)

3. Membaca dan memaknai Qur'an
"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari  Al-Qur'an dan mengajarkannya" (H.R. Bukhari)

Hadits sangat populer ketika saya masih jalani proses S1. Penekanannya bahwa orang yang terbaik adalah yang terkumpul padanya dua sifat  yaitu, mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.

Ia mempelajari Al-Qur`an dari gurunya, kemudian ia mengajarkan Al-Qur`an tersebut kepada orang lain. Mempelajari dan mengajarkannya di sini mencakup mempelajari dan mengajarkan lafazh-lafazh Al-Qur`an; dan mencakup juga mempelajari dan mengajarkan makna-makna Al-Qur`an.

4. Sholat pada waktunya
Bab sholat adalah hal penting. Tak bisa ditawar-tawar. Sholat juga merupakan amal pertama yang akan dihisab. Sholat juga merupakan tiang agama. Tidak sholat sama saja merobohkan tiang agama.

Bahkan, satu-satunya perintah yang langsung diterima Nabi SAW dari Allah secara tatap muka adalah sholat. 
Olehnya itu, "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku." (Al-Baqarah, ayat : 43)

5. Perbanyaklah Berpuasa
Puasa secara makna adalah menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu sejak terbitnya hingga terbenamnya matahari. Baik puasa yang telah diwajibkan maupun yang disunahkan.

Puasa juga perisai paling ampuh dalam melatih pikiran, jiwa dan emosi. Bahkan secara medis, dengan berpuasa dapat menetralisir asam lambung.

6. Perbiasakanlah Istigfar
Istigfar adalah penggugur dosa. Itu kata salah satu ustad tadi malam saat kajian aqidah Islamiyah.

Istigfar yang beliau anjurkan adalah 100 kali dalam sehari. Itu minimal. Jika mau lebih tidak apa-apa.

Banyak sekali lafadz istigfar. Ini salah satunya. Lafazh paling utamanya adalah yang dikenal dengan Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar), yaitu mengucapkan:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ أَعُوْذُُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allâh! Engkaulah Rabbku, tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain-Mu, Engkaulah Yang menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, aku berada diatas ikatan dan janji-Mu selama aku mampu, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku buat, aku mengakui kepada-Mu atas nikmat-Mu kepadaku, dan aku juga mengakui kepada-Mu dosa-dosaku; maka ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau”

Tentu banyak sekali keutamaan beristigfar. Namun, hanya itu yang saya tulis.

7. Perbanyaklah Sholawat Terhadap Nabi SAW.  
Bershalawat atas Nabi SAW merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam agama. Kenapa? Karena Beliaulah satu-satunya manusia yang akan memberikan syafaat kepada umat manusia, ketika amalan kita ternyata tidak bisa membantu kita.

Sebaliknya, dengan syafaat yang diberikan oleh Rasulullah, diharapkan kita bisa menjadi penghuni SurgaNya. Yah, walaupun hanya menjadi pelayan. Tapi, pelayan di Surga. MasyaAllah.

Sungguh mulia bila kita bisa menjaga kesucian hati kita. "Jagalah hati, jagalah hati. Cahaya hidup ini, " kata Aa Gym. Lalu, Kang Opick pun bersenandung," salah sawijine sopo biso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Alloh nyembatani (salah satu saja yang dibisa dilakukan dari ketujuh poin di atas, semoga Allah mencukupi) Amin.

Ambon, 29/04/2018

Komentar