Diposting oleh
Muh. Nasir Pariusamahu
pada tanggal
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pernahkah kalam hatimu
Berkata, "wah si dia cocok denganku. Dia pas jadi pendampingku. Dia layak jadi teman halalku. Lalu, setiap kali aku meminta, dia merespon dengan baik."
Benarkah timbal balik semacam itu merupakan pertemuan kedua kutub magnet yang belum bertemu?
Banyak diksi yang akan disampaikan. Mulai dari yang melodi, bass, hingga capai acapella.
Tentu itu bukan kebohongan. Tetapi sebuah imaji masa depan. Salahkah?
Barangkali masih barangkali, tak mudah kita menggampangkan takdir. Banyak yang terhepas karena permintaan hatinya tak disetujui. Selepas itu, dia goyah dan tertunduk dalam kedukaan.
Jodoh adalah takdir. Barangkali dia jodohku? Ini hal hati. Biarlah hati menemukan sendiri apa yang dia cari. Tanpa menaruh setitik noktah. Biarlah hati mengalir mencari pembauran cinta abadinya. Agar cinta tak hampa dan sesak. Agar cinta subur dalam warna hati hakikat.
Memang jodoh itu tak pasti. Kadang sudah dieratkan bisa berlepas. Sebab definisi jodoh tak bisa diungkapkan oleh sentuhan mata. Apalagi lewat syair hanya karena dia. Ruang jodoh adalah milikNya. Ya. MilikNya.
Olehnya itu, jika siapapun yang hendak berkata barangkali dia jodohku? Boleh saja. Sah saja. Namun kata yang terucap, datang dan pergi di lisan bisa merubah nasib. Kata tak kembali. Maka berhati-hatilah dengan mawar yang kau tanam. Bisa menjadi duri. Maka jangan berharap dia menjadi kupu-kupu indah dan terbang bersama hembusan anginmu. Karena kupu-kupu banyak yang ditangkap karena terlalu indah.
Jadi, jodoh harus jadi. Bukan meraba-raba bentuk yang tak pasti. Sesungguhnya syetan paling senang dengan perkara ini. Perkara imaji kosong.
Barangkali kau jodohku? Diamlah dalam rindumu. Jika dia jodohmu, Allah akan dekatkan. Jika bukan, selamatkanlah semua ini dari fitnah.
Dan bila kau bukan jodohku di kefanaan ini. aku akan mengejar namamu di FirdausNya. Dan jadikan kau sandaran hati di antara penghuni-penghuninya. Doaku hari ini adalah maharku nanti.
Ini kesaksianku!
Ambon, 5 April 2018
Komentar
Posting Komentar