soal 2

Rumah Pahlawan


Bila ada yang menyebut itu adalah rumah pengasingan. Beta tidak sepakat. Ini rumah pahlawan. Tempat manusia-manusia teladan berjejak.
Mereka bertiga, Muh. Hatta, Sutan Syahrir, dan dr. Cipto Mangukusumo pernah dibuang di Banda. Sekali lagi, kata "dibuang" beta tidak sepakat. Beta lebih setuju memakai kata mereka lagi "bekerja dalam sunyi" sambil menyiapkan arah baru Indonesia.
Jika anda memakai kapal dari Ambon, arah ketiga rumah tersebut bisa ditempuh dengan jalan kaki, dengan tujuan agar anda dapat menikmati keindahan sejarah masa lampau tanpa melewatinya sedikitpun. Anda akan menemukan rumah Syahrir terlebih dahulu dari arah pelabuhan, kemudian rumah Hatta lalu kediaman dr. Cipto. Bila dari bandara Banda-Neira, anda akan temui rumah dr. Cipto baru Hatta setelah itu rumah Syahrir. Rumah Syahrir berada di Desa Nusantara. Sementara rumah Hatta dan dr. Cipto berada di Desa Dwiwarna. 

#Mengenal Muh. Hatta, Syahrir dan dr. Cipto.

~Muh. Hatta
Terlahir bernama Mohammad Athar, populer sebagai Bung Hatta. Beliau lahir di Fort de Kock ( sekarang Bukittinggi,Sumatera Barat, dulu masih wilayah Hindia Belanda) tanggal 12 Agustus 1902. Ia wafat pada usia 77 tahun di Jakarta, 14 Maret 1980. Selain dikenal sebagai wakil presiden pertama, Pak Hatta adalah tokoh pejuang, negarawan, dan ekonom.  Ia bersama Sukarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkan pada 17 Agustus 1945.

Ia juga pernah menjabat sebagai perdana menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II dan RIS. Namun,  Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956 karena berselisih dengan presiden. Pak Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Pada tahun 1936-1942, tokoh proklamasi Indonesia, Mohammad Hatta diasingkan ke Banda Neira. Selama 8 tahun diasingkan, Bung Hatta tinggal di rumah ini dan membuka sekolah sore dimana beliau mengajar anak-anak setempat. Rumah ini masih dilengkapi peralatan yang dipakai Bung Hatta pada waktu itu.

~Sutan Syahrir
Bersama Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Perdana Menteri (PM) pertama Indonesia, diasingkan ke Banda mulai tahun 1936-1942. Rumah Pengasingan Bung Sjahrir menyimpan banyak kenangan berupa foto-foto dan mesin ketik peninggalan Bung Syahrir.

Sutan Syahri lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, pada 5 Maret 1909 dan wafat di Swiss pada 9 April 1966 saat usianya ke 57 tahun

Beliau adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, ia menjadi politikus dan perdana menteri  pertama Indonesia, yang menjabat sejak 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947. 

Syahrir juga mendirikan Partak Sosialis Indonesia pada tahun 1948. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di Kalibata, Jakarta. Beliau ditetapkan sebagai salah seorang pahlawan nasional pada tanggal 9 April 1966 melalui Keppres nomor 76 tahun 1966.

Dalam film Sukarno. Sosok Syahrir adalah kawan baik Sukarno dan Hatta. Mewakili kaum muda. Walau agak berbeda dan wataknya agresif soal penentuan hari kemerdekan, namun dia sangat kooperatif terhadap kedua kawannya itu.

~dr. Cipto

Beliau adalah seorang dokter. Mempunyai nama panjang dr. Cipto Mangunkusumo, lahir di Jepara, Jawa Tengah tahun 1886. Beliau adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara, kemudian dikenal sebagai "Tiga Serangkai" yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda

Ia adalah tokoh dalam Indische Partij, suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda.  Pada tahun 1913 ia dan kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah kolonial ke Belanda akibat tulisan dan aktivitas politiknya, dan baru kembali 1917

Berbeda dengan kedua rekannya dalam "Tiga Serangkai" yang kemudian mengambil jalur pendidikan, Cipto tetap berjalan di jalur politik dengan menjadi anggota Volksraa. Karena sikap radikalnya, pada tahun 1927 ia dibuang oleh pemerintah penjajahan ke Banda. 

Dalam pembuangan, penyakit asmanya kambuh. Beberapa kawan Cipto kemudian mengusulkan kepada pemerintah agar Cipto dibebaskan. Ketika Cipto diminta untuk menandatangani suatu perjanjian bahwa dia dapat pulang ke Jawa dengan melepaskan hak politiknya, Cipto secara tegas mengatakan bahwa lebih baik mati di Banda daripada melepaskan hak politiknya. Cipto kemudian dialihkan ke Makasar dan pada tahun 1940 Cipto dipindahkan ke Sukabumi.  Kekerasan hati Cipto untuk berpolitik dibawa sampai meninggal pada 8 Maret 1943.

Ia kemudian dimakamkan di Ambarawa, lali pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang logam rupiah baru, pecahan Rp. 200,- 

Olehnya itu, sudah selayaknya kita layakan ide mereka. Kemerdekaan Indonesia belum selesai. 

Komentar