Diposting oleh
Muh. Nasir Pariusamahu
pada tanggal
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Beberapa jam sebelum saya menulis tulisan ini, saya berkontemplasi akan sudah sejauh aku dan KAMMI saling mengisi, saling menguatkan, saling menyelaraskan. Disini saya menemukan sebuah catatan panjang yang sangat ironis. Manakala aku dan KAMMI dihantui perasaan bersalah terhadap gabungan mimpi membangun bangsa ini. Ternyata ada sebuah patahan nilai yang membelenggu. Saya namakan sebagai presepsi ide dan realita.
Tak dipungkiri, KAMMI mempunyai cita-cita panjang. Tapi tidak sepanjang usia pemimpinya. Cita-cita panjang tersebut akan mengalami perlambatan atau kematian manakala para kadernya yang berkutat pada hal-hal yang tidak subtantif. Meminjam Kalimat Murabbi saya, "akh, antum jangan enjoy dengan kondisi tentatif.
Peradaban-perabadan besar dunia, Romawi, Persia, Mesir, Cina hanya dibangun dengan semangat penaklukan dan akhirnya hanya ada kebenciaan. Sementara perabadan Islam pada hakikatnya didasari atas dasar cinta dan kebermanfaatan bagi orang lain. Makanya, fitrah rahmatan lil alamin menjadi visi Islam yang sangat komprehensif
Sebagai anak kandung gerakan Islam, para kader yang terdaftar, terekrut dan terbina di KAMMI sejatinya harus bisa menyatukan visi mereka dengan KAMMI, agar diperjalanan berikutnya tidak gampang terhasut oleh "saracen" yang setiap kala waktu menjebak.
Wasilah KAMMI telah ada pada pertengahan gelombang milenia. Gelombang ini terjadi akibat inovasi zaman yang maju. Disini KAMMI diperhadapkan dengan mandulnya semangat kader untuk bergerak, gampang terhasut oleh gagasan yang dibacanya, terfoya dengan sikap "pragmatisme".
Tentunya, ini adalah realita yang bukan saja dialami oleh KAMMI, melainkan dialami pula oleh semua gerakan mahasiswa dan pemuda di zaman ini. Bahasa saya, pasca reformasi, ini bukan zaman anak muda. Tapi, zaman Anak Baru Gede Berusia Lanjut.
Ide Besar KAMMI Untuk Siapa?
Pasca Muktamar di Kalimantan Selatan. Rumusan visi KAMMI telah berubah bentuk. Disitu saya menilai ada sebuah percepatan konsep dalam menantang waktu. Sejarah hanya bicara win-win. Maka, KAMMI lewat visinya ingin menaklukan waktu masa depan. Kiranya seperti mimpi Cokro tentang kemerdekaan Indonesia, beliau telah wafat, tapi idenya telah bermulti dalam diri sang proklamator dan lainnya.
Namun, disatu sisi, ide KAMMI seakan hanya akan tergantung di awan. Karena kadernya tidak mampu menembus lapisan atmoster. Ketidaktercapaian mereka bukan karena mereka tidak sungguh-sungguh, hanya saja mereka tidak memahami makna gerakan lurus berubah beraturan.
Lewat pertanyanan di atas, kemanakah ide KAMMI? Mudah saja, untuk Indonesia. Maka jika untuk Indonesia, tidak butuh hanya semangat, melainkan memahami konteks dan berani berjalan dalam rimba yang penuh rawa.
Realita Itu Fakta...
Saya pernah bilang ke teman-teman, bahwa ini bukan So Hok Gie, atau Arif Rahman Hakim yang getol dengan perlawanan dan mati dibawah selongsong peluru. Ataupun ini bukan zaman pra kemerdekaan dibawah mesiu dan bom. Lalu pekikan MERDEKA!
Kita lagi ada pada zaman demokrasi tanpa nama. Orde tanpa status quo. Reformasi Indonesia kehilangan bentuk. Bentuknya tak teratur. Ada mafia padahal dia kawan kita. Beginilah hidup di negeri para bedebah, kata Tere Liye.
Fakta-fakta yang kita jumpai dalam perjalanan gerakan ini tak semestinya membuat kita longgar dalam mengantisipasinya. Namanya juga fakta, itu terjadi dan mempengaruhi norma dan nilai yang sedang kita perjuangkan.
Faktanya, KAMMI mengalami stagnasi kualitas sementara percepatan nilai sedang dilakukan. Pertanyaannya adalah bisakah KAMMI dengan jumlah yang tidak signifikan bisa memikul obsesi visi besarnya untuk Indonesia?
Renungan terakhir bahwa visi Jayakan Indonesia 2045 menjadi sangat indah dan penuh ujian dimasa-masa sekarang, pada akhirnya ketika KAMMI mampu atau tidak dalam menjawab visi tersebut, apakah ada yang menjadi pembisik-bisik atau perisai?
"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana..." (Q. S. Al Fath: 04)
Kemenangan itu nyata maka berbaiklah dengannya: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (Q.S. An Nashr, 1-3) Wallahu 'alam.
Ambon, 9 Dzulhijjah 1438 H.
Di bawah naungan Arafah Days.
Bagian 1.
Komentar
Posting Komentar