|
zinoxsis.blogspot.com |
Kehidupan
manusia tidak terlepas dari takdir Allah SWT. Kendatipun, manusia punya tahta
dan harta yang banyak, niscaya dia tidak bisa menyaingi kemahabesaran Allah
SWT. Untuk itu, sandaran manusia adalah illah, bukan selainnya.
Sebagai
organisasi dakwah, kader-kader KAMMI harus memahami bahwa tabiat dakwah itu
bukanlah hal yang “enak”. Jalan dakwah tidak ditaburi bunga-bunga harum.
Tetapi, merupakan jalan sukar dan panjang. Sedari jalan ini kan penuh onak dan duri. Aral
menghadang, kedzaliman, yang akan dihadapi. Relakan jua
serahkan dengan tekad dihati, jasad ini, darah ini, sepenuh ridho dihati (Mars KAMMI pertama)
Dimanapun
itu, organisasi dakwah akan terus mendapatkan rintangan yang besar. Bagaikan
pohon, semakin tinggi, angin yang menggoyang rantingnya pun semakin kencang. Seperti
pula KAMMI. Sebab, dakwah merupakan perjuangan untuk menebarkan benih kebaikan.
Menjadikan kebaikan menduduki singgasananya di persada bumi. Agar semesta
terjaga keseimbangan. Itulah cita-cita dakwah KAMMI.
Disatu
sisi, api permusuhan akan terus digalakan oleh kebatilan. Kebatilan adalah
musuh abadi kebaikan. Keduanya akan
terus berlawanan arah hingga akhir zaman. Namun, sebagai kader dakwah jangan
pernah mencemaskan tipu muslihat kebatilan:”Kami selalu berkewajiban
menolong orang-orang yang beriman.” (Ar- Rum:47)
Olehnya
itu, menghadirkan spirit optimisme dalam diri merupakan hal mutlak. Keoptimisan
akan membawa harapan yang tak pernah kenal putus asa. Mengapa optimisme? Sebab,
KAMMI merupakan kumpulan pemuda. Dalam jiwa pemuda, mereka adalah pilar
kebangkitan sebuah peradaban ( Hasan Al Banna)
Mereka
adalah pewaris dakwah yang mempunyai iman yang mendalam ( Imam Amiq)
bisa menyatu dalam barisan kokoh (Takwin Daqiq) serta mempunyai daya
untuk senatiasa berusaha dan membentuk amal yang berkesinambungan (Amal
Mutawassil)
Seperti
itulah karakter mereka yang telah terjun sebagai juru dakwah. Mereka telah
menyakini bahwa kemenangan Islam adalah solusi. Bahwa kebangkitan cahaya Islam
akan mengulangi sejarahnya seperti zaman Cordoba, Andalusia. Mereka tidak akan
tidur nyenyak sebelum cita-cita itu terbit di ufuk timur.
Tentunya
dalam menghadirkan karakter pewaris dakwah dan menjadi ar ruhul jadid fi jasadi ummah bukanlah hal gampang semudah
membalikan telapak tangan. Tetapi, KAMMI sebagai wadah perjuangan permanen yang
berfungsi sebagai pencetak generasi rabbani tidak boleh diam di tempat. KAMMI
telah tercipta untuk mencipta manusia-manusia shaleh yang cerdas untuk maqam
dan waktunya dengan mengacu pada nilai-nilai keuniversalan Islam. Itulah bhakti
abadi kami.
Bahwa
ada yang masuk dan menjadi kader aktif dan kemudian pergi tanpa pamit, itu
merupakan sunatullah. Tak perlu tangisi, apalagi meratapi kepergiannya. Walaa tahinu, walaa tahzanu. Kembali dan
istiqamah. Tugas dakwah bagaikan tugas pilot. Dalam keadaan turbulensi apapun
yang dialami pesawat selama penerbangan, sang pilot tetap melajukan pesawat.
Bayangkan saja, dalam keadaan begitu, sang pilot memberhentikan pesawatnya
ketika masih mengangkasa. Apa yang terjadi?
Bahwa
cita-cita dakwah akan tumbuh `ada dan tanpa kita. Tetapi apakah kita tidak
merasa tersindir dengan firman Allah tentang pergantian generasi dalam surah
Muhammad ayat 38: “ ….dan jika kamu berpaling, niscaya Dia akan menggantikan
(kamu) dengan kamu yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini)
Bagaimana
menciptakan kader petarung sejati?
Aku
tidak mencetak buku, melainkan mencetak kader-kader (
Hasan Al Banna)
Sebagaimana
tugas dakwah merupakan tugas yang harus diemban oleh mereka (kader)
sungguh-sungguh, mempunyai azzam yang kuat. Bukan hanya sekedar kuat
fisiknya. Melainkan memiliki daya tahan banting dalam menyusuri terjalnya jalan
ini, ikhlas dan tekun memikul bebannya, bersabar dalam pengorbanan, saling
mencintai dan menanggung beban. Sejatinya
mereka dicintai Allah, dan Allah mencintai mereka.
Dalam
buku Spiritualitas Kader, ditulis oleh Anis Matta (2014) ada beberapa faktor
penting yang harus dijadikan sebagai penguatan dakwah, penulis membacanya
sebagai penguatan nilai-nilai ruhiyah sebagai syarat guna membentuk kader
petarung sejati. Diantaranya: pertama ikhlas dalam berdakwah,
sesungguhnya tiap-tiap kader akan tersita energinya dengan kerja-kerja dakwah. Bisa
jadi, keikhlasannya akan menjadi hambar, manakalah begitu banyaknya amanah yang
dipukul, terjadi gesekan antara kader, sehingga menimbulkan iri hati, lalu
futur dalam barisan. Secara manusiawi hal-hal tersebut akan hinggap di hati.
Dalam
konteks ini, kita selalu diingatkan dengan hadits Rasulullah SAW yang
diriwatkan oleh Bukhari,” Innamal
a’malu bin-niyyat.” Oleh karena itu, setiap kader harus hendaknya merefresh
bahwa kehidupan berjamaah merupakan sarana melipatgandakan pahala. Disamping itu pula, sambil mengharapkan
keridhoan Allah SWT agar tidak termasuk orang-orang yang sia-sia dalam beramal.
Dikira sudah berbuat baik namun, pahalanya tidak ada. Amalnya bagaikan buih di
lautan. Dirusaki dengan niat yang bengkok. “Ihdinashiratal mustaqim”
Kedua,
setiap kader hendaknya memegang prinsip bahwa nilai seseorang bukan ditentukan
oleh posisi atau kedudukan, melainkan para peran yang dilakukannya dan
kontribusi yang diberikannya (al-ibratu bil adwar wa-bil-‘atha, laa
bil-wazha’if wala bil-manasib)
Nilai
seseorang di mata Allah SWT dan
orang-orang beriman terletak pada peran dan kontribusinya. Peran boleh sekecil
pentil dalam ban mobil, namun mempunyai kontribusi yang sangat luar biasa.
Bagaimana jadinya bila pentil ban itu dilepas? Bahwa kerja-kerja dakwah harus
dihayati merupakan pekerjaan dalam sunyi yang panjang, tapi menghasilkan karya
monumental di tiap narasi zamannya. Maka, kumpulkanlah energi positifmu guna
disemai dalam kesatuan ini.
Olehnya
itu, sudah seharusnya obsesi terhadap kontribusi dan peran yang mendominasi
pikiran kader, bukan pada posisi dan jabatan yang didudukinya. Disini
diperlukan sikap juang berfastabiqul
khairat. Itulah peluang yang harus diambil untuk memenangkan pertarungan di
atas ring kebenaran.
Ketiga,
setiap kader harus berfokus pada pertempuran besar yakni pengkaderan. KAMMI merupakan
organisasi pengkaderan (harokatut tajnid)) tak lepas pisah dari agenda besar ini.
Salah satu faktor terputusnya marhalah dakwah KAMMI salah satunya matinya
imunitas ruh pengkaderan. Ada tiga hal untuk mendorong semangat kader dalam
melakukan pengkaderan: a. kuatkan doa, berdoalah kepadaKu, niscaya akan
kukabulkan. (QS. 40:60). Doa adalah sebab-sebab maknawi, tapi ia bisa memberi
hasil materil yang bisa dilihat dan dirasakan. Lihatlah mukzijat-mukzijat
doanya Ibrahim as.
Tidak
ada yang dapat merubah takdir kecuali doa. Karena takdir dan doa senatiasa
bertarung di langit. Dengan beriman kepada takdir, kita akan menggabungkan
antara optimisme kaum spritualis dan kalkulasi akademik. Kita harus punya
mindset dan mental juara sehingga tetap optimis, walaupun orang mengatakan
bahwa KAMMI itu organisasi yang baru seumur jagung. Bukankah, Allah telah
memberikan peluang umur bagi sebuah peradaban dalam batas waktu? Dan semoga
KAMMI menjadi salah satu yang mengambil peluang itu. Allahu Akbar!
Sadar
atau tidak, kehadiran kita dalam rumah kesatuan ini, berkat doa-doa orang-orang
yang setiap malamnya membasahi pipinya dengan airmata sepertiga malam. Berdoalah
seperti doanya Rasul kepada Umar bin Khattab dan taktala perang Badar sedang
berkecamuk.
Menurut
Ibnu Qayyim rahimahullah, doa membuat orang yang merasa rendah karena kedukaan
apapun yang dialaminya akan hilang rasa kerendahan itu. Sebab semuanya ia
serahkan kepada RabbNya. Sepantasnya, kita sandarkan hal ini “pengkaderan”
kepada Allah meski hanya sekejap mata. Bahwa keterlibatan generasi berikutnya
dalam shaff kesatuan, hasil dari
doa-doa kita hari ini.
Allah
adalah pemilik hati dan pikiran. Tak ada yang bisa menghantarkan hidayah kepada
seorang manusia kecuali Allah SWT. Dengan hidayalah Umar bin Khattab, Abdurahman
bin Auf, Abu Bakar As Siddiq, Musaib bin Umair, Khalid bin Walid, Ustman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib masuk Islam dan memperkuat Islam. Mereka generasi
awal dan terpilih. Kita rindukan generasi seperti itu hadir dalam kesatuan.
b. kerahkan
sumber daya semaksimal, semua kader kesatuan ini telah menyebar dalam berbagai
kampus dan fakultas. Bahkan ada yang sudah masuk dan menduduki jabatan
strategis dalam lembaga eksekutif mahasiswa. Kehadiran kader KAMMI dalam lini
massa kampus dan keilmuan sudah sepantasnya memantaskan diri untuk dapat
menyampaikan visi KAMMI kepada orang lain. Waktu berdiam diri dalam ruang
terbatas kesatuan telah berakhir, keluarlah dan beri warna merah mawarmu, agar
orang lain merasakan cintamu. Saatnya meledakkan potensi dan menentukan masa
depan kesatuan sebagai karya amal terbaik antum di mata Allah SWT. Tak perlu
terbelenggu dengan perasaan takut salah, merahkan ekspresi. Sehingga, akumulasi
tersebut kelak menjadi sumber kekuatan utama, yang menciptakan sejarah baru (new history)
Jika
pun, di lapangan tidak sesuai dengan harapan, kader harus bisa berpikir
terbalik dan patahkan kaidah berpikir. Dalam kisah penaklukan Andalusia, Thariq
bin Ziyad berkata: “ wahai sekalian manusia, musuh di depan kalian,
sementara laut di belakang kalian, karenanya tidak ada jalan keluar bagi
kalian, kecuali kalian harus memerangi musuh kalian.” Kemudian ia bakar
kapal-kapalnya. Dia telah melanggar prinsip keselamatan, tetapi dia menang.
c. Ubah
Strategi, seorang buta berdiri di pinggir trotoar. Dia meletakkan topi
dihadapannya, dan disisinya sebuah tulisan: “Saya buta. Saya harap anda
membantu saya.” Seorang lelaki ahli periklanan melewati orang buta tersebut.
Dia lihat topi orang itu hanya berisi beberapa rupiah. Lalu dia tambah beberapa
rupiajh lagi. Tanpa minta izin dari orang buta itu, dia ambil papan pengumuman
dan dia tulis pengumuman lain.”
“Di
sore hari, orang itu kembali melewati orang buta itu. Dan dia temukan topinya
sudah penuh dengan uang. Orang buta itu mengenal orang tadi dari suaranya, dia
tanyakan tentang perubahan pengumuman di papan.”
Orang
itu menjawab,” saya hanya mengubah redaksinya saja.” dia tersenyum lalu pergi.
“Papan pengumuman
yang baru bertuliskan: “kita sedang menikmati musim semi, tapi saya tidak mampu
melihat keindahannya.”
Cerita
di atas memberikan kita inspirasi. Ubahlah strategi ketika kondisi berjalan
tidak sesuai yang diinginkan. Niscaya, akan dapatkan bahwa kondisi akan beralih
kepada yang lebih baik. Jika, kesatuan ini senatiasa dinamis dan hidup, setiap
kader bisa berpikir cerdik, etos kerja tinggi dan renungkan hasilnya dengan
panca indera. Maka, ikatlah dia lalu tawakallah (HR. At-Turmudzi) Faizza
azzamta fatawakallah. Itulah, sebab Allah meneguhkan kedudukan bagi
orang-orang yang beriman: “Q.S.
Muhammad: 7)
Penulis: M. Nasir Pariusamahu_ Pengurus KAMMI Wilayah Maluku 2016-2018
Komentar
Posting Komentar