SELAMAT DATANG, PAK REKTOR
Telah berlalu
pesta demokrasi pemilihan rektor Universitas Pattimura, Kamis (11/2) Tentunya
sudah pula banyak energi yang telah terkuras dalam prosesi hal tersebut. Segi
tenaga
telah memberikan ruang kelelahan
yang begitu penat. Semua bentuk kelelahan tersebut diharapkan bisa memulihkan
keadaan kampus ini ke depan. Kiranya hasil dari proses tersebut menghasilkan
dua pertentangan kausalitas; menang dan kalah. Namun, kami percaya, bahwa semua
proses yang telah berjalan telah sesuai dengan amanat undang-undang. Menang
sedia merangkul. Kalah pun berlapang dada.
Kita semua tau,
bahwa Unpatti merupakan satu-satunya kampus di Maluku, yang telah berdiri sejak
50-an tahun silam. Kampus yang telah banyak menelurkan sarjana-sarjana muda.
Kampus yang telah merasai segala prahara di republik ini. Mulai dari konflik
sosial ‘99 yang sempat melumpuhkan kampus teluk ini. Kemudian, diikuti oleh
beberapa dinamika politik kampus yang berefek pada mundurnya daya saing. Namun,
itu masa lalu.
Masa depan dengan nafas baru
“Setiap masa punya pemimpin, setiap pemimpin
lahir pada waktu yang tepat”.
Publik sedianya mempunyai harapan besar bagi sang
nahkoda untuk membawa kampus ini agar dapat bersaing dengan kampus-kampus di
Indonesia. Bahkan ada hawa baik, dengan adanya MEA, Unpatti dapat memproduksi
karya terbaik yang bisa disumbangkan bagi bumi pertiwi. Unpatti, harus bisa
mengambil bagian dalam percaturan ilmiah secara nasional dan internasional. Ada
beberapa kelebihan yang perlu dilihat oleh sang nahkoda baru. Pertama, dalam
tulisan saya yang berjudul: “Membangun Intelegensia Baru
dari Dunia Kampus”, yang
pernah diterbitkan di Ambon Ekspres (14/2/2103), saya menyinggung secara
sederhana, bahwa Unpatti merupakan miniatur Indonesia. Kehidupan kampus yang
heterogen, menjadikan konsepsi aplikatif kehidupan bermasyarakat hidup secara
harmonis. Hal ini juga tak lepas dari filosofis sosia kultur yang telah
terbangun sejak nenek moyang orang Maluku, yakni “Ale Rasa, Beta Rasa.” Filofosi kehidupan itu yang perlu dijaga
secara baik, agar terwujudnya keadilan sosial. Sehingga, Unpatti selain menjadi
kampus yang melahirkan kaum intelegensia secara lahiriyah, juga melahirkan kaum
humanis secara batiniyah. Itulah yang menyebabkan kampus ini dijuluki kampus
basudara. Kedua, kampus biru. Mengapa
kampus biru? Biru melambangakan pesona laut. Wilayah Maluku memiliki potensi
sumber daya, Maluku yang sangat kaya, seperti perikanan dengan potensi
yang tersebar serta pariwisata bahari yang diakui dunia dengan keberadaan
keanekaragaman hayati yang sangat tinggi (natural biodiversity).
Hampir 92% dikelilingi lautan. Sebagai kampus tertua di Maluku, Unpatti tidak bisa terlepas dari penghayatan bahari.
Anugrah Tuhan, yang telah memberikan kekayaan biota dan taman laut menjadi
sumber investasi masa depan. Lalu persoalannya adalah apakah Unpatti lewat
tangan-tangan dingin penelitinya dapat menjaga, merawat titipan Tuhan ini
dengan baik atau tidak. Ketiga, kampus teluk, barangkali nama ini adalah sebuah
hal yang baru. Sesungguhnya tidak. Letak geografis Unpatti yang berada di Teluk
Ambon seharusnya bisa dikelola secara baik. Artinya, Unpatti bisa dijadikan
sebagai wahana kepariwisataan selain sebagai lembaga pendidikan. Dengan cara
mendirikan kampung pariwisata bahari menjadi salah satu icon yang bisa diunggulkan. Saya kira, master plan pembangunan Unpatti masa depan haruslah menyentuh
aspek kemaritiman, sebagai subjek. Hal
ini tentunya merupakan harapan kita semua. “The world changes, and we must with
it” (Barak Obama) Harapan baru, nafas baru. Perubahan. Tentunya hal ini semua
dapat dilakukan dengan baik bilamana the strengths of leadhership in action
termanajemen dengan baik. The strengths of leadhership in action yakni: Dream, Action and Prayer. Ketiga kata
tersebut saya istilahkan Tripower Manajemen.
Unpatti sebagai lembaga pendidikan tinggi
tentunya akan berhadapan dengan gelombang besar zaman. Sekata dengan hal
tersebut, Unpatti harus mengetahui dimana posisinya sekarang. Olehnya itu,
untuk mengetahui posisi, Tripower tersebut bisa dijadikan sebagai fondasi. Dream, kekuatan mimpi selalu membawa
harapan. Hope. Dan mereka yang punya
kekuatan mimpi adalah mereka yang punya keberanian. Keberanian itulah Hope. Cerita dream oleh seorang Martin Luther King lewat pidatonya I Have I Dream, telah mengubah dunia
Amerika dalam melihat soal perbedaan ras. Pidatonya saat the March on Washington ’63 tersebut telah menghipnotis dan melahirkan social movement di negeri Paman Sam.
Ataupun inspirasi Trilogi Andrea Hirata yang telah membangun kreativitas
seorang anak Belitung pada Novel Laskar
Pelangi,” Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu”. Bahwa Unpatti
harus berani bermimpi besar. Sebab, mimpi kita hari adalah keadaan kita hari
esok, keadaan kita hari ini adalah mimpi kita kemarin. Action,
hal ini berkaitan dengan kerja nyata, kerja karya, kerja ikhlas professional.
Lewat motto gerakan Unpatti, Hotumese, sebenarnya telah memberikan isyarat untuk
siap siaga bekerja keras dalam badai. Peradaban- peradaban besar muncul dan ada
untuk mempengaruhi, tercipta dari hasil kerja keras yang serius. Misalkan, Eropa,
pernah diliputi abad kegelapan (The dark
age) namun Eropa bisa bangkit dengan "manusia Renaissancenya" sehingga negeri benua biru tersebut bisa
bangkit seperti sekarang. Prayer, sebagai makhluk Tuhan, kita
tidak memungkiri bahwa ada keterkaitan antara makhluk; dicipta dan sang pencipta;
Tuhan. Hal ini senada dengan pemaknaan aliran Esensialisme dalam filsafat. Aliran Esensialisme menyakini bahwa manusia, alam jagat raya dan
Tuhan merupakan tiga hal yang sangat terkait dalam peraihan pengetahuan. Maka,
Comenius (1592-1670) menekankan urgensi membina kesadaran manusia akan alam
semesta dan dunianya untuk membentuk kesadaran spiritual menuju Tuhannya adalah
tugas pokok pendidikan. Tugas kampus. Olehnya itu, Saling merangkul dan siap
berbuat menjadi alat motivasi bersama. Together.
Saatnya barenti kuku, bakira keku. Mari
tarik palungku. Lalu bataria, Unpatti Toma
Maju. Selamat datang, pak Rektor. Semoga
bisa membawa nafas baru.
Oleh
M. Nasir Pariusamahu
Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan, Pasca
Sarjana Unpatti
Komentar
Posting Komentar