On Juli 05th 2015
Dalam
linang air mata
Dalam
ratap rindu ditengah suara sang #hujan
Dalam
kesendirian
Ingin
kutitipkan salam cinta pada ayah dan ibu
yang
setia mendekapku saat #hujan itu turun
(PUISI
HUJAN DI BULAN JUNI)
Mereka,
SANG JUARAKU #My Parents #My Loves #My Papa #My Mama #Umi #Abi. Sudah berapa
usiakah mereka? Aku tak pernah bertanya. Segala wajah senja di mereka, aku
sering melupakan. Padahal jutaan kebahagian telah diberikan kepadaku.
|
Mereka SANG JUARA |
“Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al
Isra(17):23)
Aku tenyata lupa dengan itu. Apakah
lebaran kali ini, aku dapat sungkem dan mengucapkan,” Umi..Abi…maafkan segala
salah dan khilaf anakmu ini. Anakmu yang selalu melupakan arti kebaikanmu.
Anakmu yang tak mau mengerti kemauanmu.”
Aku
lupa hak-hak mereka. Aku lupa, aku ada dan bertahan hari ini; meraih segalanya;
adalah doa-doa dalam sujud mereka. Aku ingin pulang, melihat airmata senjamu.
Aku ingin pulang mendekapmu di hari kemenangan ini, Idul Fitri. Sebab, tak ada
lagi waktu sebahagian ini. Aku rindu Nasi bambu buatan kau #Umi, yang kau
asapkan sehingga asapnya menghitam di baju dan wajahmu. Aku rindu angpaumu
#Abi, walau ku tau itu isinya adalah uang terakhir di sakumu. Kau #Umi #Abi
pelestari semangatku. Pembakar optimisku. Hadirmu hidupkan suram jiwaku. Moga
perayaan kita nantinya akan dikabulkan Tuhan; Allah SWT segala pemberi.
Namun,
bila aku tidak dapat bertemu dengamu #Abi #Umi. Semoga surat ini bisa kau #Abi
#Umi membacanya di tempat lain; Firdaus. Dengan segala doa, Moga Allah SWT
membuat kau -Raja dan Ratu- di SurgaNya.
Ambon,
di lorong waktu; 18 Ramadhan 1436 H.
Komentar
Posting Komentar