KAMMI GELAR PELANTIKAN DAN MUSKERKOM
“Optimalisasi Strategi Gerakan KAMMI dalam Menyikapi Problematika Dakwah”
Sebagai salah satu organisasi terbesar di Negara ini, KAMMI
tentunya punya PR besar dalam mengawal transisi reformasi. Zaman telah kehilangan
sosok kepemimpinan. Sehingga diharapkan organsiasi yang lahir pada era reformasi bias mampu menjawabnya.
Tentunya untuk mengisi kekosongan tersebut, KAMMI juga harus mampu
mengoptimalkan gerakan ini agar selalu bersinergi dengan gerakan lain. Sebab bangsa
ini akan maju bila, “ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.”
Kegiatan pelantikan dan muskerkom
ke-9 dilaksanakan di RKB Fakultas MIPA
Unpatti, dibuka langsung oleh Ketua
KAMMI Daerah Kota Ambon, M. Nasir Pariusamahu. Dalam sambutnnya dia mengharapkan KAMMI harus mampu menjadi bagian
tak terpisahkan dari kampus dan negara. Tambahnya ,” KAMMI juga harus dinamis
dalam melakukan perannya sebagai social
control dan agen of changes. Sambutan ini mendapat tepukan tangan riuh dari
segenap pengurus dan kader yang memenuhi ruangan. Hal ini merupakan sebuah apresisasi
positif agar KAMMI dapat menjadi wadah pengembangan soft skill yang terus
memperhatikan imunitas kader dalam kualitas IQ, EQ, SQ yang membentuk karakter Muslim Negarawan sesuai jargon KAMMI.
Olehnya itu, melalui momentum Pelantikan
dan Musyawarah kerja komisariat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( MUSKERKOM KAMMI) Komisariat Unpatti ke-IX yang dilaksanakan Sabtu, 16 Mei 2015,
diharapkan KAMMI terus berkarya tanpa henti untuk negeri. Kegiatan ini merupakan
kegiatan tahunan yang membahas Program
kerja setiap departemen dan LSO selama satu tahun masa kerja. Yang diharapakan
output dari kegiatan ini adalah semoga
dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi internal organsiasi dan external.
Diantara program kerja yang akan dibuat KAMMI unpatti , lewat momen ini akan menlaunching
sebuah program terbaru yakni “Gerakan Kader Jadi Pengusaha”
Dilain kesempatan, Ketua umum KAMMI Unpatti 2015-2016, Ogiayanto
Rajak mengatakan bahwa,” kepengurusan kali akan menjadi aktor sejarah. Lanjutnya,” untuk menciptakan hal itu
tidaklah mudah. Harus butuh juga dada-dada para pahlawan yang disemai dalam
jiwa raga kader. Kemudian daya kritis dan pemahaman yang utuh dan sempurna
dalam menyelesaikan segala prahara yang sedang terjadi. Sehingga segala problematika
yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik. (AD)
Komentar
Posting Komentar