soal 2

Kita Masih Muda (Siapa Bilang Kita Telah Tua)




Kawan,  kita masih muda/ lihat diri kita/ kita masih bersemangat/
Berjam-jam di luar rumah/ mengikis tugas/melalap beban/
Kawan, kita memang masih muda/ coba lihat, dijalanan/tengok pula di lapangan/ sebentar muncul di sana/ lalu ada di sini/

Kawan, kita memang muda/ kalender kita hampir tak tersisa/ malam kita tak pernah hampir dingin/ siang kita panjang tak terjeda/ lihat karya kita/ dasyat/ kita memang muda/ tengok tapak kita/ luar biasa/kita jelas masih muda/ cermati pikiran kita/ tak diragukan/ kita memang muda/ memang ada muda disenja kita/
Kawan, kita masih muda/ yang bercerita apa saja/ tak  lelah berharap/ bertemu mimpi/ yang bagi kita bukan lagi mimpi/kawan, kita masih muda/bercanda tanpa jarak/ menyapa tanpa dusta/ akrab menggapai asa/
Tapi mengapa sesekali kita membisu?/ ya karena kita masih muda/ juga mengapa terkadang kita patah?/  ya karena kita masih muda/ lalu mengapa terkadang kita tak lagi sanggup berjalan?/ karena kita masih muda/ juga mengapa kerap ada harga?/untuk sebuah nama yang tak cukup bernilai/ untuk seonggok harta yang tak berharga/ karena kita memang masih muda/   ya karena kita memang masih muda
Kawan, mungkin kita masih muda/ kadang kita asyik mainkan itu/ lalu sekarang mainkan ini/ sambil lupakan itu/ kawan, kita masih muda/ banyak cadangan energi kita miliki/ sebanyak alasan untuk patah arang/ dan futur
Tengok juga ego kita/ kita juga muda/ sahabat, kita memang muda/ periksa daftar belanja kita/beli nama/ dengan harga diri/ kita memang muda/ kawan, kita masih muda/ tak terkecuali untuk harga diri/
Kawan, kita memang muda/ tapi kadang berat kaki kita/sesekali kita berbicara/ dengan bahasa yang sesekali tidak mudah dimengerti/ satu argumen kita gagap/ melayang dan melayang/ kawan, kita memang muda/ada curiga dan seteru/ ada suka dan ada benci/ ada  marah yang berserak ragu/
Kawan, kita memang muda/ biarkan warna pekat eksitensi itu/ tak apa ada sedikit ego/ tapi kawan/ kalau memang muda/ mana kaki kita yang akan menerbangkan kita/ mana tanganyang belum lama terayun itu/ mana hati kita yang belum lagi keras itu/
Kawan, sampai kapan kita muda di magrib hidup ini?/ sampai habis terbeli?/ sampai habis tergadai harga diri kita?/sampai tak ada lagi yang tak merunduk/ atau meminta/ atau sekedar menghormat
Kawan, kalau kita muda/ semoga telaga maaf itu/ tidak mau kering/ juga hutan hati kita/ sejuk/dan tetap dingin/ karena setelah ini merah/ yang hanya untuk yang muda/ selamat jalan kawan/ mari berjalan  teman/
Kita memang masih muda/ bahkan setelah sampai disana/ kita tetap orang muda/ i’dilû!          
(Kutipan Dalam Buku: Sudahkah Anda Tarbiyah? By: Eko Novianto ‘HAL:150-152’)

Komentar