Kawan, kita masih muda/ lihat diri kita/ kita masih
bersemangat/
Berjam-jam
di luar rumah/ mengikis tugas/melalap beban/
Kawan,
kita memang masih muda/ coba lihat, dijalanan/tengok pula di lapangan/ sebentar
muncul di sana/ lalu ada di sini/
Kawan, kita memang muda/ kalender kita hampir tak
tersisa/ malam kita tak pernah hampir dingin/ siang kita panjang tak terjeda/
lihat karya kita/ dasyat/ kita memang muda/ tengok tapak kita/ luar biasa/kita
jelas masih muda/ cermati pikiran kita/ tak diragukan/ kita memang muda/ memang
ada muda disenja kita/
Kawan, kita masih muda/ yang bercerita apa saja/
tak lelah berharap/ bertemu mimpi/ yang
bagi kita bukan lagi mimpi/kawan, kita masih muda/bercanda tanpa jarak/ menyapa
tanpa dusta/ akrab menggapai asa/
Tapi mengapa sesekali kita membisu?/ ya karena kita
masih muda/ juga mengapa terkadang kita patah?/
ya karena kita masih muda/ lalu mengapa terkadang kita tak lagi sanggup
berjalan?/ karena kita masih muda/ juga mengapa kerap ada harga?/untuk sebuah
nama yang tak cukup bernilai/ untuk seonggok harta yang tak berharga/ karena
kita memang masih muda/ ya karena kita
memang masih muda
Kawan, mungkin kita masih muda/ kadang kita asyik
mainkan itu/ lalu sekarang mainkan ini/ sambil lupakan itu/ kawan, kita masih
muda/ banyak cadangan energi kita miliki/ sebanyak alasan untuk patah arang/
dan futur
Tengok juga ego kita/ kita juga muda/ sahabat, kita
memang muda/ periksa daftar belanja kita/beli nama/ dengan harga diri/ kita memang
muda/ kawan, kita masih muda/ tak terkecuali untuk harga diri/
Kawan, kita memang muda/ tapi kadang berat kaki
kita/sesekali kita berbicara/ dengan bahasa yang sesekali tidak mudah
dimengerti/ satu argumen kita gagap/ melayang dan melayang/ kawan, kita memang
muda/ada curiga dan seteru/ ada suka dan ada benci/ ada marah yang berserak ragu/
Kawan, kita memang muda/ biarkan warna pekat
eksitensi itu/ tak apa ada sedikit ego/ tapi kawan/ kalau memang muda/ mana
kaki kita yang akan menerbangkan kita/ mana tanganyang belum lama terayun itu/
mana hati kita yang belum lagi keras itu/
Kawan, sampai kapan kita muda di magrib hidup ini?/
sampai habis terbeli?/ sampai habis tergadai harga diri kita?/sampai tak ada
lagi yang tak merunduk/ atau meminta/ atau sekedar menghormat
Kawan, kalau kita muda/ semoga telaga maaf itu/
tidak mau kering/ juga hutan hati kita/ sejuk/dan tetap dingin/ karena setelah
ini merah/ yang hanya untuk yang muda/ selamat jalan kawan/ mari berjalan teman/
Kita memang masih muda/ bahkan setelah sampai
disana/ kita tetap orang muda/ i’dilû!
(Kutipan Dalam Buku: Sudahkah Anda Tarbiyah? By: Eko
Novianto ‘HAL:150-152’)
Komentar
Posting Komentar